Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk kita menjadi manusia yang beriman dan beriman kepada Tuhan Yang maha Esa.Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan kita untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Ada beberapa aspek pokok pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang perlu dipahami para guru, Kepala Sekolah, dan para pengawas pendidikan agama Katolik yaitu; prinsip pembelajaran, pola pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran dan model pembelajaran.
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dimulai dari penggalian dan pendalaman pengalaman hidup sehari-hari, diteguhkan dalam terang Kitab Suci / ajaran Gereja, yang pada akhirnya diwujudnyatakan dalam tindakan konkrit sehari-hari.
Melalui Pendidikan Agama Katolik, kita dibantu dan dibimbing agar semakin mampu memperteguh iman terhadap Tuhan sesuai dengan agama Katolik dengan tetap memperhatikan dan mengusahakan penghormatan terhadap agama dan kepercayaan lain. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan hubungan antar umat beragama yang harmonis dalam masyarakat Indonesia yang plural demi terwujudnya persatuan nasional. Dengan kata lain, bertujuan membangung hidup agar semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus yang memiliki keprihatinan tunggal terwujudnya Keajaan Allah dalam hidup manusia. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan, yaitu situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesatuan, kelestarian lingkungan hidup yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan.
Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya.
No comments:
Post a Comment